krista zone

krista colektion

Monday 29 November 2010

SADE (desa adat lombok)

WELCOME TO SADE(REMBITAN) LOMBOK


Sebuah desa adat lombok yang terletak diwilayah selatan pulau LOMBOK
tepatnya 10 km dari BANDARA INTERNATIONAL LOMBOK memiliki sebuah keteraturan adat yang mana penduduk desa ini tetap mempertahankan kebudayaan sasak berupa rumah adat berbentuk lumbung padi.
Bagian atap rumah adat Sasak berbentuk seperti gunungan, menukik ke bawah dengan jarak 1,5 sampai 2 meter dari permukaan tanah.

Atap rumah itu terbuat dari alangalang serta dindingnya dari bambu yang dianyam. Di bagian dalam ada beberapa ruangan yang terbagi menjadi inan bale (ruang induk), meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale dalem sebagai tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang persemayaman jenazah sebelum dimakamkan.

Ruangan bale dalem dilengkapi amben, dapur, dan sempare (tempat menyimpan makanan dan peralatan rumah tangga lainnya), terbuat dari bambu berukuran 2 x 2 meter persegi.

Bentuk ruangan itu bisa pula empat persegi panjang. Di bale dalem juga terdapat sesangkok atau ruang tamu dan pintu masuk dengan sistem geser.

Di antara bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga dan lantainya berupa campuran tanah dengan kotoran kerbau atau kuda, getah, dan abu jerami.

Materi pembuat lantai rumah itu tidak hanya berfungsi sebagai zat perekat, tetapi juga untuk membuat lantai tidak lembap. Undak-undakan atau tangga digunakan sebagai penghubung antara bale luar dan bale dalem.

Hal lain yang cukup menarik dari rumah adat Sasak ialah pola pembangunannya. Dalam membangun rumah, suku Sasak menyesuaikannya dengan kebutuhan keluarga serta kelompok.

Karena konsep itulah, kompleks perumahan adat Sasak tampak teratur sesuai dengan penggambaran kehidupan penduduk setempat yang harmonis.

Konstruksi rumah tradisional Sasak terkait pula dengan perspektif Islam. Anak tangga sebanyak tiga buah merupakan simbol daur hidup manusia, yakni lahir, berkembang, dan mati.

Rumah orang tua berada di tingkat paling tinggi, disusul anak sulung dan anak bungsu yang berada di tingkat paling bawah.

Hal itu menggambarkan ajaran budi pekerti bahwa kakak dalam bersikap dan berperilaku hendaknya menjadi panutan sang adik.

Sejak proses perencanaan pendirian rumah, kebutuhan kaum perempuan atau istri selalu diutamakan. Hal itu tecermin dari pembuatan bambu rangka atap yang disesuaikan dengan ukuran kepala istri.

Begitu pun halnya dengan tempat penyimpanan alat dapur yang tingginya harus bisa dicapai lengan istri. Lebar pintu rumah dibuat pula sesuai dengan ukuran tubuh istri.


No comments:

Post a Comment