krista zone
Friday, 19 November 2010
BANDAR UDARA INTERNASIONAL LOMBOK (BIL)
Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) yang baru dibangun di Dusun Slanglit Desa Tanak Awu Kabupaten Lombok Tengah saat ini sedang dilakukan pengkajian dan uji kelayakan oleh Kementerian Perhubungan BIL menurut rencana akan dijadikan sebagai pengganti Bandar Udara Selaparang di Mataram.
BIL dipilih karena dinilai bebas dari kendala perputaran pesawat yang memerlukan manuver untuk pendaratan. Bandara ini kemungkinan akan menjadi bandara alternatif ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng dan Bandara Ngurah Rai di Denpasar untuk penerbangan internasional pesawat Airbus seri A 380. Bandara Selaparang di Mataram di lahan 70 hektar hanya memiliki panjang landasan 2.100 meter lebar 40 meter tidak dapat diperpanjang lagi. Ada kendala perputaran pesawat karena sekitarnya ada bukit.
Pembangunan landas pacu BIL semula direncanakan 2.500 meter dan konstruksinya sudah selesai, diperpanjang 250 meter. Nantinya agar bisa didarati pesawat berbadan lebar B 747 terbatas sebelum diperpanjang landasannya menjadi 3.500 meter. Peningkatan panjang landasan tersebut untuk mengantisipasi peningkatan penerbangan setelah kehadiran investor membangun kawasan wisata Mandalika di selatan Lombok Tengah.
BIL diperhitungkan mampu melayani dua juta orang penumpang pada tahun pertama, 2010 dan hingga 2015 mencapai 2,4 juta orang. Kalau sebelumnya dibangun untuk bisa didarati pesawat hingga type Boing 737-400 akan dapat menampung pesawat Boing 767, Airbus 320, MD 11 dan Boing 747-400.
Kepala Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informasi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahmad Baharuddin menjelaskan adanya pengkajian dan uji kelayakan BIL tersebut, Sabtu (24/4-2010) pagi. ‘’Kegiatan ini agar bisa segera dilakukan operasionalnya,’’ kata Baharuddin.
Saat ini, menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pembangunan NTB Rosyadi Sayuti, penyelesaian pembangunan konstruksinya sudah mencapai 98 persen. ‘’Sedang dalam tahap penyelesaian akhir,’’ ujarnya.
Lokasi BIL di atas lahan seluas 595 hektar, biaya pembangunannya semula direncanakan Rp665 miliar bertambah menjadi Rp802 miliar. Ditanggung bersama oleh PT Angkasa Pura I Persero, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp802 miliar. AP I menanggung Rp652 miliar untuk landas pacu, fasilitas operasional dan keselamatan penerbangan serta bangunan lain. Pemprov NTB menyiapkan Rp110 miliar guna membangun taxiway, apron dan fasilitas penunjangnya. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp40 miliar untuk areal parkir, jalan lingkungan dan fasilitas penunjang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment